Kedahsyatan Erupsi Gunung Kelud
Pagi ini (14 Februari 2014) ketika saya berjalan keluar menuju halaman rumah hendak berolahraga pagi tiba - tiba terasa ada yang aneh. Hari sudah menunjukkan pukul setengah lima pagi. Namun, langit masih diselimuti oleh mendung pekat yang menggunung hingga pandangan mata pun kabur dibuatnya. Dan yang lebih anehnya lagi, di lantai dan genteng rumah saya seperti terdapat bekas - bekas hujan abu vulkanik.
Tentu saya sangat kaget, dan teringat oleh salah satu gunung yang saat ini sedang berstatus awas tadi malam. Yup, Gunung Kelud yang dulu pada tahun 2007 juga pernah memuntahkan laharnya kembali kini bergelora lagi.
Gunung ini bahkan diperkirakan sudah meletus lebih dari 30 kali sejak tahun 1.000. Sebelum Gunung Kelud meletus kembali pada Kamis (13/2/2014), gunung ini tercatat beberapa kali meletus dalam rentang waktu 1919-2007. Pada 19 Mei 1919, Gunung Kelud meletus, menewaskan sedikitnya 5.000 orang, sebagian besar dari mereka tewas karena diterjang lahar panas. Setelah cukup tenang selama beberapa puluh tahun, Kelud kembali aktif pada 1951, 1966, dan 1990, yang secara total menewaskan 250 orang.
Setelah letusan pada 1966, Pemerintah Indonesia membangun Terowongan Ampera di sisi barat daya kawah untuk mengurangi volume air di danau yang berada di kawah gunung sehingga mengurangi bahaya lahar panas. Pada awal Februari 1990, Kelud kembali meletus melemparkan materi vulkanis hingga ketinggian tujuh kilometer. Akibat letusan ini, sedikitnya 30 orang meninggal dunia. Pada 16 Oktober 2007, pemerintah memerintahkan 30.000 warga di sekitar gunung itu harus mengungsi, setelah para ahli mengatakan gunung itu dalam kondisi siap meletus.
Akhirnya, Kelud meletus pada 3 November 2007 pukul 03.00 dini hari. Sehari sesudahnya, Kelud memuntahkan abu vulkanis setinggi 500 meter ke udara. Letusan terus terjadi hingga 8 November 2007 hingga pemerintah akhirnya mengatakan letusan Kelud semakin melemah sebelum akhirnya berhenti.
Gunung Kelud yang memiliki ketinggian 1,731 meter merupakan salah satu gunung yang cukup aktif di Indonesia. Tentu saja tidak mengherankan saat kita melihat asap vulkanik kelud "mampir" hingga ke depan rumah kita yang beratus kilometer jauhnya dari Gunung tersebut.
Abu vulkanik sendiri adalah material yang komposisinya terdiri dari silika, mirip bhn industri kaca & merupakan glass hard yg sangat halus, ttetapi jika dilihat dengan mikroskop, maka akan terlihat bahwa tepi & ujungnya berbentuk runcing, jika terhirup akan merobek jaringan paru - paru dan jika kena mata bisa merusak mata.
Setelah letusan pada 1966, Pemerintah Indonesia membangun Terowongan Ampera di sisi barat daya kawah untuk mengurangi volume air di danau yang berada di kawah gunung sehingga mengurangi bahaya lahar panas. Pada awal Februari 1990, Kelud kembali meletus melemparkan materi vulkanis hingga ketinggian tujuh kilometer. Akibat letusan ini, sedikitnya 30 orang meninggal dunia. Pada 16 Oktober 2007, pemerintah memerintahkan 30.000 warga di sekitar gunung itu harus mengungsi, setelah para ahli mengatakan gunung itu dalam kondisi siap meletus.
Akhirnya, Kelud meletus pada 3 November 2007 pukul 03.00 dini hari. Sehari sesudahnya, Kelud memuntahkan abu vulkanis setinggi 500 meter ke udara. Letusan terus terjadi hingga 8 November 2007 hingga pemerintah akhirnya mengatakan letusan Kelud semakin melemah sebelum akhirnya berhenti.
Gunung Kelud yang memiliki ketinggian 1,731 meter merupakan salah satu gunung yang cukup aktif di Indonesia. Tentu saja tidak mengherankan saat kita melihat asap vulkanik kelud "mampir" hingga ke depan rumah kita yang beratus kilometer jauhnya dari Gunung tersebut.
Abu vulkanik sendiri adalah material yang komposisinya terdiri dari silika, mirip bhn industri kaca & merupakan glass hard yg sangat halus, ttetapi jika dilihat dengan mikroskop, maka akan terlihat bahwa tepi & ujungnya berbentuk runcing, jika terhirup akan merobek jaringan paru - paru dan jika kena mata bisa merusak mata.






0 comments:
Post a Comment