This is default Agus Farris Albums 2nd Display

Belajar merupakan langkah awal untuk hidup Bahagia

This is default Agus Farris Albums 3th Display

Jangan remehkan hal kecil disekelilingmu, karena mereka dapat menjadi gurumu

This is default Agus Farris Albums 4th Display

Bersikap tenang dan penuh tanggung jawab

This is default Agus Farris Albums 5th Display

Pengalamanmu merupakan Guru terbaik

Tuesday, February 18, 2014

Menggali ''BitCoin'' Dengan ''RedFury''

Menggali ''BitCoin'' Dengan ''RedFury''





Bitcoin dihasilkan melalui pemecahan soal matematika yang melibatkan serangkaian perhitungan algoritma rumit di komputer. Tak sembarang komputer pula bisa dipakai untuk melakukan kegiatan yang disebut "menambang" Bitcoin ini. Bisa-bisa hanya menghabiskan listrik, sementara tidak satu pun Bitcoin dihasilkan.

Dikarenakan tingkat kesulitan mining Bitcoin yang semakin lama semakin meningkat, diperlukan semacam komputer khusus yang bisa menyelesaikan proses penambangan dengan lebih cepat dibanding desktop biasa. Komputer ini pun tak harus besar dan mahal. Ada pula yang berbentuk dongle USB seperti Redfury.

Redfury adalah USB penambang Bitcoin yang diklaim tercepat di dunia dengan daya komputasi sekitar 2,5 Gigahash (kemampuan menyelesaikan perhitungan matematika yang dijadikan tolok ukur kinerja miner Bitcoin). Orang-orang di belakangnya ternyata adalah para anggota Indonesian Bitcoin Community (IBC).

"Dulu, yang paling cepat adalah produk sejenis dari China dengan 0,3 Gigahash, tapi kini Redfury yang tertinggi," ujar Tiyo Triyanto dari IBC. Untuk memakainya, pengguna tinggal menghubungkan Redfury ke komputer melalui port USB, kemudian menjalankan programmining. Komputernya yang digunakan tak harus kencang, cukup netbook atau yang sejenis agar hemat listrik.

Seberapa cepat Redfury menambang Bitcoin? Untuk memberi gambaran, pembuat Redfury  mengonversi nilai mata uang virtual itu ke rupiah. Apabila dijalankan selama sebulan penuh tanpa berhenti, maka Redfury bisa menghasilkan Bitcoin senilai Rp 300.000 dengan asumsi 1 Bitcoin (BTC) bernilai 800 dollar AS, menakjubkan bukan.

Bitcoin memang bisa dipecah-pecah menjadi unit yang lebih kecil, misalnya 0,01 BTC yang dikenal sebagai "centibit", dan 0,001 BTC yang disebut "milibit". Hal tersebut diperlukan karena nilai Bitcoin yang bisa menyentuh angka ribuan dollar AS belakangan ini membuatnya kurang praktis untuk dipakai dalam transaksi bernilai kecil. 

Adapun Redfury dihargai sekitar Rp 1,5 juta. Miner ini bisa diperoleh lewat sejumlah resellerdan forum jual beli online atau komunitas. Tiyo mengatakan bahwa batch pertama Redfury yang diproduksi sebanyak 3.000 unit untuk sekarang sudah habis terjual. 

Rahasia kecepatan Redfury terletak pada chip ASIC (application-specific integrated circuit) yang khusus menangani urusan mining Bitcoin. ASIC, disebut Tiyo, memiliki kinerja yang lebih mumpuni dan lebih hemat listrik dibandingkan solusi penambangan Bitcoin lainnya. 

Sebelum ASIC, orang-orang menggunakan CPU, lalu rangkaian GPU berukuran besar, kemudian setelah itu FPGA. Kini, untuk memperoleh kinerja serupa cukup dengan ASIC yang kecil.
Kendati memproduksi perangkat Bitcoin miner di Indonesia, dia mengaku bahwa sebagian besar pembeli Redfury datang dari luar negeri. Mungkin hanya 10 persen pembeli dari Indonesia. Bitcoin memang lebih marak di luar dan belum begitu dikenal di Indonesia.

Bitcoin sendiri sejak awal dirancang agar hanya bisa diproduksi dalam jumlah terbatas sebanyak 21 juta keping. Saat ini sudah sekitar setengah dari angka tersebut yang ditambang dan beredar. Seiring waktu, Bitcoin diprediksi sudah tak bisa "digali" lagi pada tahun 2140.

Bitcoin.org memberi peringatan bahwa proses mining memiliki pasar yang terbatas dan ketat persaingannya. Tidak semua pengguna melakukannya, dan ini bukanlah sebuah cara cepat untuk mendapatkan uang.

Pertama kali membaca tentang Red Fury ini saya sedikit terkesima, betapa tidak Bitcoin mata uang digital yang sedang trend sekarang ini dengan kurs 1 btc = $1200 (Des 2013).
Ok jadi apakah itu Red Fury, Red Fury adalah sebuah dongle USB yang bisa menambang Bitcoin, Bitcoin dihasilkan oleh software khusus bersifat open source yang memberikan kombinasi angka di mana komputer akan diberikan bitcoin jika mampu menebak algoritma angka tersebut. Sebanyak 25 bitcoin dihasilkan di seluruh dunia tiap 10 menit.
Untuk menambang Bitcoin jadi diperlukan suatu alat pemroses Algoritma dengan kecepatan proses Algoritma yang tinggi itulah fungsi dari Red Fury, rata-rata kecepatan dari Red Fury 2200 – 2700 mhs, sekedar informasi bahwa processor yang tercepat saat ini Quad core hanya mampu menghasilkan kecepatan 50 – 75 mhs, dan processor i7 120 mhs.
Red Fury ini dijual dengan harga $150 – $170 dan dapat menghasilkan 0,0008 bitcoin per jam, cara kerja alat ini cukup simple hanya dengan install software Bitcoin-qt setelah itu tancapkan Red Fury dan biarkan dia bekerja 24 jam. 


''Tiyo Triyanto'', Pembuat RedFury ''Alat Penambang Bitcoin'' dari Indonesia

''Tiyo Triyanto'', Pembuat RedFury ''Alat Penambang Bitcoin'' dari Indonesia



Ditemui di sebuah kedai kopi di Mal Puri Indah, Jakarta, Tiyo Triyanto beberapa kali menghentikan sejenak wawancara karena harus membalas e-mail dan pesan singkat di iPhone-nya. Sesekali dia menunjukkan pesan yang diterima. Seluruhnya menanyakan Red Fury.
’’Ini ada reseller (pedagang perantara) yang menanyakan apakah preorder Red Fury masih dibuka atau tidak,’’ ujar pria 29 tahun tersebut lantas menyeruput ice chocolate.
Nama Tiyo mulai menjadi perbincangan di dunia maya karena keberhasilannya menciptakan benda berbentuk mirip USB yang bisa menjadi bit miner atau penambang mata uang Bitcoin. Dalam kamus Bitcoin, upaya mendapatkan uang elektronik memang lazim disebut miner atau menambang.
Sejak dikenalkan pada 2009 oleh orang bernama samaran Satoshi Nakamoto, Bitcoin kini memang menjadi alternatif mata uang untuk transaksi di dunia maya. Karena diakui sebagai alat pembayaran, fungsi Bitcon mirip dengan uang. Namun, berbeda dengan uang kartal di dompet kita, Bitcoin tidak diterbitkan otoritas keuangan mana pun.
Mata uang itu hanya diedarkan peer to peer dan dilengkapi kriptografi untuk memastikan uang elektronik tersebut hanya bisa digunakan pemiliknya. Sistem juga memastikan uang yang sama tidak bisa digunakan lebih dari sekali. Mirip ketika kita membeli barang.
Menurut Tiyo, karena tidak diedarkan otoritas keuangan tertentu, nilai mata uang Bitcoin tidak dapat diintervensi pemerintah atau otoritas tertentu. Karena otoritas tidak bisa memproduksi Bitcoin, mata uang elektronik tersebut antiinflasi.
Seperti uang kartal, Bitcoin juga dapat disimpan dalam ’’dompet’’ di komputer kita dan dapat dikirimkan lewat internet ke alamat Bitcoin. Karena lewat internet, tidak ada potongan biaya apa pun ketika uang itu berpindah ke tangan orang lain.
Pemilik Bitcoin juga tidak terlihat kaya atau miskin karena tidak harus menyetorkan identitas ketika menggunakannya. Cukup alamat Bitcoin. Nilai tukarnya juga tetap, tidak terpengaruh kurs. ’’Kelebihan itulah yang membuat Bitcoin sekarang banyak digunakan sebagai sarana transaksi di dunia digital,’’ terang pria asli Jakarta tersebut.
Karena tidak ada potongan biaya transaksi, banyak orang yang menggunakannya untuk transaksi bisnis di dunia online hingga menyumbang bencana. Dia mencontohkan penggunaan Bitcoin dalam mikrodonasi yang diadakan sebuah forum internet untuk korban topan Haiyan di Filipina.
’’Kalau kita hanya ikhlas menyumbang Rp 10 ribu, kita kirim lewat bank, bisa jadi biaya administrasinya sama besar dari nilai sumbangannya,’’ terang Tiyo.
Nilai tukar Bitcoin juga diklaim terus meningkat. Awalnya, 1 Bitcoin dipatok senilai USD 1 sen. Kini nilainya sudah mencapai Rp 9 juta per Bitcoin. ’’Tingginya nilai tukar itu bergantung makin banyaknya penggunaannya,’’ ujar alumnus Xavier University, Cincinnati, AS, tersebut.
Seperti halnya uang kartal, Bitcoin mengenal recehan. Istilahnya Satosi. Ada delapan digit dalam Bitcoin sehingga 1 Satosi = 0,00000001 Bitcoin. Nah, recehan Satosi itulah yang bisa ditambang di internet. Ada alat yang bisa digunakan untuk menambang recehan di internet, yakni Bitcoin Miner. Salah satunya Red Fury ciptaan Tiyo.
Sejumlah artikel menyebutkan, alat tersebut adalah satu-satunya buatan Indonesia, selain yang diproduksi di AS dan Tiongkok. Prinsip kerja alat tersebut adalah memverifikasi transaksi Bitcoin di internet. Mirip akuntan di perbankan, alat itu merekap lalu lintas Bitcoin yang berseliweran di internet. Dengan demikian, seorang cracker (pencuri data) harus merusak catatan miner di seluruh dunia agar bisa mencuri Bitcoin yang sedang berkelana. ’’Keamanan data yang berlapis-lapis itulah jaminan Bitcoin sebagai uang yang aman,’’ terang Tiyo.
Sebagai upah atas pekerjaannya, server memberikan imbalan dalam bentuk Bitcoin kepada para penambang. Nilai imbalan itu tidak besar. Namun, karena transaksinya besar, jumlahnya pun menggiurkan. ’’Semakin banyak orang yang mining, semakin kuat sistem Bitcoin. Itulah yang disebut the power of peer to peer currency,’’ ungkap Tiyo.
Berbekal keahlian di bidang elektronika dan sistem informasi, dia hanya butuh tiga bulan untuk membuat alat penambang Bitcoin. Kesulitan terletak pada komponen penyusun alat seharga Rp 1 jutaan tersebut. ’’Saya sampai pesan khusus ke Pantai Gading karena di beberapa negara komponen itu tidak tersedia dalam jumlah banyak,’’ terangnya tanpa memerinci komponen yang dimaksud.
Pertengahan tahun ini, Tiyo yang dibantu temannya dari Austria dan AS berhasil membuat prototipe dan dipasarkan secara online untuk mencari modal pembuatannya. Banyak orang yang tertarik memesan. Seluruh konsumen diminta membayar lunas di depan.
’’Awalnya saya produksi 3.000 unit. Tak disangka habis dalam 20 hari. Buat lagi 7 ribu unit, habis dalam lima hari. Mayoritas pembelinya reseller. Makanya, pesannya banyak,’’ ungkapnya.
Kini seluruh produksi dilakukan di Riau, kecuali beberapa komponen yang lebih murah bila diimpor. Setiap pekan transaksi miliaran masuk ke rekening Tiyo. ’’Saya sempat ditelepon bank, ditanyai-tanyai karena mereka curiga rekening saya mendadak gendut,’’ ujarnya lantas tergelak.
Terkait dengan tindakan Tiongkok yang melarang penggunaan Bitcoin karena berpotensi mengganggu rezim Yuan, Tiyo mengibaratkan dengan surat elektronik atau e-mail. Ketika pertama diperkenalkan, banyak orang yang khawatir. Namun, semua orang kini memiliki akun e-mail.
’’Saya yakin alat saya ini akan dijiplak. Namun, saya sudah memproduksi alat baru dengan teknologi yang lebih maju,’’ tegas pria kelahiran 25 Januari 1984 tersebut ketika ditanya alasan tidak mematenkan temuannya itu. (c5/noe)

''BitCoin'' Mata Uang Virtual Baru Yang Marak Dibicarakan

''BitCoin'' Mata Uang Virtual Baru Yang Marak Dibicarakan






Bitcoin adalah sebuah uang elektronik yang di buat pada tahun 2009 oleh Satoshi Nakamoto. Nama tersebut juga dikaitkan dengan perangkat lunak sumber terbuka yang dia rancang, dan juga menggunakan jaringan peer-ke-peer yang menghubungkan semuanya. Tidak seperti mata uang pada umumnya, bitcoin tidak tergantung dengan mempercayai penerbit utama. Bitcoin menggunakan sebuah database yang didistribusikan dan menyebar ke node - node dari sebuah jaringan Peer-to-Peer ke jurnal transaksi, dan menggunakan kriptografi untuk menyediakan fungsi - fungsi keamanan dasar, seperti memastikan bahwa bitcoin - bitcoin hanya dapat di habiskan oleh orang mempunyainya, dan tidak pernah boleh dilakukan lebih dari satu kali.

Desain dari Bitcoin memperbolehkan untuk kepemilikan tanpa identitas(anonymous) dan pemindahan kekayaan. Bitcoin - bitcoin dapat di simpan di komputer pribadi dalam sebuah format file wallet atau di simpan oleh sebuah servis wallet pihak ketiga, dan terlepas dari semua itu Bitcoin - bitcoin dapat di kirim lewat internet kepada siapapun yang mempunyai sebuah alamat Bitcoin. Topologi peer-to-peer bitcoin dan kurangnya administrasi tunggal membuatnya tidak mungkin untuk otoritas, pemerintahan apapun, untuk memanipulasi nilai dari bitcoin - bitcoin atau menyebabkan inflasi dengan memproduksi lebih banyak bitcoin.
Bitcoin adalah salah satu dari implementasi pertama dari yang disebut cryptocurrency, pertama kali di deskripsikan oleh Wei Dai pada tahun 1998 dalam milis cypherpunks.
 Desain dari Bitcoin memperbolehkan untuk kepemilikan tanpa identitas (anonymous) dan pemindahan kekayaan. Bitcoin - bitcoin dapat di simpan di komputer pribadi dalam sebuah format file wallet atau di simpan oleh sebuah servis wallet pihak ketiga, dan terlepas dari semua itu Bitcoin - bitcoin dapat di kirim lewat internet kepada siapapun yang mempunyai sebuah alamat Bitcoin. Topologi peer-to-peer bitcoin dan kurangnya administrasi tunggal membuatnya tidak mungkin untuk otoritas, pemerintahan apapun, untuk memanipulasi nilai dari bitcoin - bitcoin atau menyebabkan inflasi dengan memproduksi lebih banyak bitcoin.
Singkatnya bitcoin adalah mata uang elektronik yang didasari oleh teknologi yang paling baru dan mulai menjadi pilihan sebagai pengganti emas. Bitcoin sendiri dibuat dari gabungan berbagai teknologi dari cryptografi, ekonomi dan network membentuk sebuah program yang terdiri dari network peer-to-peer yang kokoh dan hampir mustahil untuk diserang, teknologi atau lebih tepatnya mata uang baru ini disebut cryptocurrency. Bitcoin ini pada akhirnya berfungsi sebagai mata uang.

Berdasarkan DailyDotCom penggunaan Bitcoin atau mata uang cryptografi ini terus meningkat drastis. Tahun 2012 lalu titik transaksi tertinggi berhasil diraih dengan transaksi mencapai 58.000 per hari. Sekarang setelah tahun baru transaksi Bitcoin terus stabil pada titik 50.000 transaksi per harinya. Pengguna internet terus antusias menggunakan bitcoin sebagai mata uang internet yang sepenuhnya bersifat digital. Bahkan perusahaan raksasa seperti Wordpress sekarang menerima mata uang bitcoin dalam penyediaan jasanya. Berdasarkan Forbes bitcoin menjadi alternatif mata uang yang populer karena kemudahannya dalam penggunaannya, sistem yang terdesentralisasi dan akses yang tersedia untuk semua orang menjadi daya tarik utama dalam mata uang ini.

Bahkan Bitcoin sendiri pernah dikabarkan menjadi saingan utama industri perbankan. Macleans menuturkan bahwa Bitcoin berbeda dengan mata uang online yang pernah ada di internet. Sistem yang terdesentralisasi berarti peredaran uang tidak bisa diatur oleh siapapun. Dan layaknya uang kas, transaksi bitcoin terjadi langsung dari orang ke orang tanpa perantara sehingga biaya pengiriman sangatlah minim dan transaksi ini terjadi tanpa ada batasan apapun. Sistem yang terdesentralisasi juga menjaga keamanan privasi pemilik bitcoin dan memastikan bahwa uang bitcoin mereka tidak bisa dibekukan oleh siapapun.

Mata uang virtual bernama Bitcoin menarik perhatian penggemar dunia maya akhir-akhir ini. Penyebabnya, nilai mata uang ini sempat melejit dari US$ 215 pada awal bulan lalu menjadi US$ 1.073 atau setara dengan Rp. 12.709.685,00 per kepingnya. Seperti yang dilansir oleh Huffington Post (27/11), angka kurs tertinggi ini tercatat dari layanan penukaran Bitcoin Jepang bernama Mt. Gox. Tercatat, Mt. Gox yang jadi salah satu Bitcoin money changer besar melepas tiap keping Bitcoin dengan nilai US$ 1.073. Padahal, di awal bulan ini, Bicoin hanya bisa mencapai angka US$ 215 per kepingnya. Sehingga, kenaikannya ini bisa dibilang sangat fantastis. Bitcoin sendiri dinilai sangat besar oleh sebagian besar penggunanya karena kemampuannya untuk menutupi rahasia sang pemilik. Sayangnya, pemerintah menganggap hal ini justru bisa dimanfaatkan pihak tidak bertanggung jawab sehingga masih belum ada lembaga resmi yang menyetujui penggunaannya. Bitcoin sendiri memang lekat digunakan sebagai alat transaksi untuk barang haram. Tak jarang, Bitcoin juga digunakan dalam tindak pencucian uang hasil kejahatan. Pada Oktober lalu misalnya, FBI menemukan fakta bahwa Bitcoin jadi alat pembayaran yang efektif di Silk Road. Silk Road sendiri ditutup FBI karena diketahui mempertemukan penjual dan pembeli obat-obatan terlarang.